Anak Main Dokter-dokteran Bisa Menjurus ke Perilaku Seks

Jakarta, Hingga usia tertentu, anak main dokter-dokteran dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin masih bisa dianggap normal. Namun pada usia tertentu, perilaku ini harus diwaspadai dan jika perlu diarahkan untuk memilih permainan lain.

Dalam buku berjudul Is this Normal? Understanding Your Child's Sexual Behaviour, Holly Brennan dan Judy Graham menilai perilaku seks anak dikatakan normal jika didasari oleh sikap spontan dan rasa penasaran. Salah satunya untuk melihat dan menyentuh bagian sensitif lawan jenis.

Salah satu contohnya adalah main dokter-dokteran, yakni saling memeriksa tubuh atau secara teknis bisa disebut saling meraba. Dicontohkan juga, perilaku yang terang-terangan saling melihat alat kelamin juga masih bisa dikatakan normal hingga usia sekitar 5 tahun.

Namun pada anak-anak yang lebih tua dari itu, perilaku saling meraba atau melihat alat kelamin perlu diwaspadai atau bahkan dianggap tidak normal. Pada usia tersebut, perilaku ini tidak lagi spontan karena anak-anak tersebut sudah mendekati masa puber.

Dalam buku tersebut, batasan-batasan perilaku seks pada anak yang dianggap normal dan tidak normal digambarkan seperti lampu lalu lintas. Kategori lampu hijau berarti normal, kuning berarti perlu diwaspadai sedangkan merah butuh intervensi atau bimbingan.

Faktor usia menentukan apakah perilaku seksual anak masuk kategori normal atau tidak normal. Misalnya saling melihat atau memegang alat kelamin dikategorikan sebagai lampu hijau pada anak usia 2-5 tahun, namun jika ada anak perempuan umur 7 tahun melihat laki-laki umur 13 tahun saling raba dengan lawan jenis maka itu dikategorikan lampu merah.

"Kadang orangtua tidak tahu pasti, kapan harus dan kapan tidak harus mengkhawatirkan perilaku seks anak-anaknya. Anak bisa salah, tapi orangtua tidak boleh malu bicara tentang seks untuk membantu mereka tumbuh di lingkungan yang sehat," kata Brennan seperti dikutip dari Brisbanetimes, Selasa (7/2/2012).
( TheKiFOT )




Artikel Terkait: